Iklan Kiri

Reformasi HadirLagi: Sejumlah Elemen Mahasiswa & Kepemudaan Peringati 22 Tahun Reformasi


HARIANMERDEKA.ID, Jogja- Sejumlah mahasiswa dan elemen kepemudaan di Yogyakarta menggelar aksi peringatan 22 tahun reformasi di Bundaran Universitas Gadjah Mada, Kamis (21/5). Di antaranya hadir BEM KM UGM, DPC GMNI Yogyakarta, KAMMI Komisariat UGM, BPC GMKI Yogyakarta, PII Yogyakarta, HMI Sleman, BEM DIY, dll. Aksi itu dilakukan di tengah pandemi virus corona.

Meski begitu, selama aksi berjalan mereka menerapkan physical distancing, dan secara bergantian mereka menyampaikan orasi.

"Aksi di hari ini peringatan 22 tahun reformasi. Kita merefleksikan kondisi sekarang apakah kemudian situasi kondisi sekarang sudah lebih baik masa reformasi. Itu titik awal kita memperingati aksi reformasi. Bahwa reformasi 98 hanya dimaknai reformasi politik tapi tidak menyentuh lain ekonomi, pendidikan dan agraria," ungkap Panji Daffa Menko Pergerakan BEM KM UGM.

Dalam aksi ini mereka juga membagikan takjil untuk buka puasa, masker, cairan desinfektan kepada warga. Mereka mengajak agar para pemuda menyadari kondisi sulit saat ini.

Selain itu, Nicko Mardiansyah selaku Ketua DPC GMNI Yogyakarta berpendapat jika saat ini yang paling penting untuk dilakukan ialah gotong-royong sesama rakyat bantu rakyat.


"Kita tahu sekarang situasinya sulit. Peringatan reformasi kali ini hadir dalam suasana pandemi dan tensi geopolitik global yang memanas. Sudah saatnya para petinggi negara ini kembali pada amanat penderitaan rakyat. Untuk keluar dari jaman 'malaise' ini setidaknya Pak Jokowi harus belajar strategi Bung Karno dalam menjalin solidaritas global" ucap Nicko.

Berikut lima sikap Aliansi Mahasiswa Yogyakarta:

1. Semangat reformasi terus hadir untuk merealisasikan transformasi sosial yang menyeluruh dan multi sektor.

2. Memperkuat gerakan kolektif di berbagai daerah untuk mewujudkan ketahanan ekonomi dan pangan, di tengah ketidakhadiran pemerintah.

3. Mengecam segala tindakan & kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan DPR yang tidak memihak kepentingan dan kesejahteraan rakyat, dan justru memihak kepada korporat dan investor.

4. Menuntut pemerintah untuk segera mewujudkan revolusi pendidikan sebagai upaya mewujudkan demokratisasi pendidikan.

5. Reformasi tatanan sosial harus dihadirkan untuk menyelamatkan masyarakat dalam menghadapi situasi krisis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel