Iklan Kiri

Sri Sultan HB XI :75 Tahun Lagi Bahasa Jawa Terancam Punah



HARIANMERDEKA.ID,Jogja- Dalam upaya melestarikan aksara jawa, pemerintah Provinsi DIY menggelar Kongres Aksara Jawa secara daring. Acara tersebut digelar dalam upaya menaikan minat baca tulis aksara jawa di kalangan masyarakat. Sebab jika tidak dilestarikan dengan baik dapat berdampak pada kepunahan bahasa Jawa. Demikian dikatakan Sultan pada Kongres Aksara Jawa I dalam sambutannya, Senin (22/03).


Pernyataan Sultan terkait dengan kepunahan bahasa Jawa ini dikutip dari Barbara Grimes (2001) yang menengarai fenomena kepunahan bahasa daerah terjadi akibat  adanya  penurunan drastis jumlah penutur aktif,ranah penggunanya semakin sedikit oleh karena keterancaman bahasa indo dan bahasa gaul.


“Kalau pun tidak punah sepenuhnya, karena masih adanya pemertahanan bahasa [langague maintenance], atau terjadi pergeseran bahasa [language shift] dan perubahan bahasa [language change] ke bahasa Nasional,” kata Sultan.


Selain itu, Sultan juga mengutip pernyataan Ibrahim (2008)  menggunakan hipotesa sosiolinguistik menandai, bahwa semakin muda usia penutur yang tidak lagi mahir menggunakan bahasa ibu, maka semakin cepat mengalami kepunahannya.


“Jika bahasa daerah hanya digunakan oleh penutur berusia 25 tahun ke atas dan usia yang lebih muda tidak menggunakannya, jangan disesali jika 75 tahun ke depan atau tiga generasi, bahasa itu akan terancam punah. Dan seterusnya, dengan penghitungan umur satu generasi selama 25 tahun,” papar Sultan.


Lebih lanjut Raja Kraton Ngayogyakarta itu  memaparkan berdasarkan data UNESCO Atlas of Worlds Languages menyebutkan ada 2.500 bahasa di dunia, termasuk bahasa-bahasa daerah di Indonesia, terancam punah. Dari jumlah tersebut , lebih 570 bahasa statusnya sangat terancam punah dan lebih 230 bahasa telah punah sejak tahun 1950 


Sementara, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menyebutkan, dari 718 bahasa daerah di Indonesia, 169 terancam punah karena jumlah penuturnya kurang dari 500 orang. Agar bisa bertahan, bahasa harus digunakan oleh minimal 10 ribu orang untuk memastikan transisi antargenerasi.


Hingga saat ini, baru ada sekitar tujuh yang terdaftar di Unicode, antara lain aksara Jawa (Hânâcârâkâ) dan aksara Arab Pegon yang banyak terdapat dalam manuskrip, berupa Sêrat, Babad dan Kidung yang tersimpan di Museum Widya Budaya, Kraton. Dalam hal ini, PANDI telah bekerjasama dengan Kraton dan PBNU. Faktanya, kurang masih lima persen bahasa daerah di dunia bisa diakses secara online.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel